Puisi – Sepanjang Jalan – Martinus Pancarianus Setu

Sepanjang Jalan
karya Martinus Pancarianus Setu

Baca karya fiksi lain di menu Baca Karya Fiksi

-ketika mengenang jalan-

Dahulu di ruas jalan penuh massa;
Ceritanya seorang pemuda memburuh doa dan dipenggal tubuhnya
Dalam jejal salib yang berat

Di jalan, sepanjang perjalanan pulang
Tak terhitung bulir-bulir gandum yang tumpah ruah
Tak ada asa yang memungut
Lepas bersimbah dan tubuh mulai rapuh–gemetar
“Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”

Ibadah begitu sunyi,
Ia diam dalam tenang sekalipun berat
Jatuh, jatuh dan jatuh lagi
Ketiga kalinya ketika tubuh merendam perih
Tuhan, ampunilah kami.

Sepanjang jalan
Ketika mengenang bulir-bulir darah
Terhitung kaki yang menjejal,
Cambuk yang menyapu tubuh
Dan anggur asam yang bersimbah
Via Dolorosa
Teriak–pekik–bungkam,
Hening lalu ribut diperdebatkan oleh satu-dua orang
Tuhan, salib-Mu telah bersetubuh dengan darah yang ranum
Jika, kelak kita bertemu di jalan pulang,
Kenanglah aku di rumah Bapa-Mu

Nita Pleat, 2020

Biodata Penulis
Martinus Pancarianus Setu
akrab disapa dengan nama Chan Setu merupakan putra bungsu dari lima bersaudara. Chan Setu, kelahiran Detusoko, 29 April 1998 merupakan mahasiswa semester IV di STFK Ledalero Maumere. Saat ini beliau tinggal di Wisma Nita Pleat, Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero Maumere. Beliau juga merupakan seorang calon biarawan religius misionaris Serikat Sabda Allah (SVD). Beliau bisa ditemukan melalui FB: PIRRES SETU

Tulis.me dengan senang hati menerima karyamu untuk dimuat di sini. Karya dapat berupa cerpen, puisi, esai, atau tips menulis. Untuk mengirim karya, buka menu Submit Karya & Tips.

Baca karya fiksi lain di menu Baca Karya Fiksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *